Memelihara ulat sutera tidak terlampau sukar. Setiap orang mampu melakukannya dengan sedikit bekal keterampilan tentang cara-cara pemeliharaan ulat sutera yang benar. Dengan demikian, selain untuk skala perusahaan, usaha ini mampu juga dikerjakan dalam skala rumah tangga.
Dalam skala rumah tangga, tenaga kerja mampu dipenuhi oleh anggota keluarga sendiri. Namun, bila usaha ini akhirnya meluas mau tidak mau mesti melibatkan tenaga kerja dari luar. Dalam skala perjuangan besar, jenis perjuangan ini dapat dibilang padat karya.
Sampai dikala ini pemeliharaan ulat sutera cuma dapat dilakukan oleh tenaga manusia, tidak mampu dijalankan secara mekanis. Kalaupun mampu dilakukan secara mekanis, cuma terbatas pada budidaya murbei. Karena sifat bisnisnya yang padat karya, maka di negara-negara industri maju, perkembangannya mengalami kendala. Selain itu, dikarenakan terbatasnya lahan yang tersedia.
Sebagai perkiraan, untuk memelihara ulat dari bibit sebanyak 10 boks diperlukan sekitar 10-20 orang tenaga kerja. Tenaga sebanyak ini dibutuhkan pada ketika ulat mulai memasuki instar IV dan V. Pada waktu ulat masih dalam instar I, II dan II, dimana ulat masih berukuran kecil dan jumlah kuliner yang diperlukan masih sedikit, pemeliharaannya cukup dilakukan oleh 1 atau 2 orang saja.
Salah seorang pakar di bidang kesehatan dan juga praktisi lingkungan dan sosial. Sudah berpengalaman beberapa tahun dan kini masih aktif terus menyuarakan pentingnya menjaga kesehatan.