Pemintalan Kokon

Diposting pada
Kokon dimasak menjadi benang melalui proses pemintalan. Untuk ini biasa digunakan Alat Pemintalan Tenaga Kaki (APTK). Alat ini banyak dipakai di kawasan Bili-bili, Sulawesi Selatan. Proses pemintalannya adalah selaku berikut.
  1. Mula-mula kokon direndam air cuek, lantas dimasukkan ke dalam air panas. Dalam air panas kokon ditekan-tekan sampai tenggelam. Air panas tidak perlu sampai mendidih.
  2. Air panas dikurangi jika kokon yang tenggelam sudah sekitar 75%. Kokon kemudian dipindahkan ke alat pintal.
  3. Ujung kokon dicari dengan menggunakan alat serupa sikat atau sapu dari batang padi atau materi lainnya. Serat tersebut lalu dimaksukkan ke penyaring, kemudian ke peluncur dan terakhir ke haspel. Haspel merupakan kawasan penggulungan benang sutera.
  4. Apabila kokon habis, ditambah dengan yang gres. Umumnya tiap benang berasal dari 10=12 kokon. Jumlah ini mampu berubah menurut reservasi benang. Benang yang putus mesti disambung dengan sisa bagian sekitar 0,12 cm. Kokon yang putus ujungnya dicari lagi baru dilanjutkan pemintalan. Kokon yang sratnya terlalu sering putus, lebih baik dibuang dan diganti dengan yang gres.
  5. Benang sutera yang mengumpul di haspel dicuci. Cara mencucinya cukup dengan dicelupkan dalam air bersih. Lalu kumpulan benang dipindahkan ke haspel yang lebih besar. Biarkan benang ini sampai kering angin dengan sendirinya.
Benang yang telah kering diambil dari haspel. Setelah itu ditimbang dan dimasukkan dalam plastik atau kemasannya. Benang ini mampu eksklusif dipasarkan.
Selain memakai APTK, kokon dapat dipintal denganAlat Pintal Tenaga Mesin (APTM). Di Indonesia, alat ini belum banyak. Yang tercatat telah memilikinya yakni Perum Perhutani.
Gambar Gravatar
Salah seorang pakar di bidang kesehatan dan juga praktisi lingkungan dan sosial. Sudah berpengalaman beberapa tahun dan kini masih aktif terus menyuarakan pentingnya menjaga kesehatan.