ulat sutra

Pemilihan Lokasi Usaha Pemeliharaan Ulat Sutera

Diposting pada
ulat sutra
Sangat bijaksana untuk memulai sebuah perjuangan dengan sebuah penyusunan rencana yang matang. Dengan demikian, usaha yang dilaksanakan akan membuahkan hasil yang diharapkan. sebab itu, sebelum melaksanakan perjuangan pemeliharaan ulat sutera, lebih dulu ilakukan sebuah perencanaan yang matang.
Jauh sebelum pemeliharaan ulat sutera dimulai, citra ihwal pemasaran hasil hendaknya sudah dikuasai. Sebab dalam usaha ini, laba merupakan tujuan utama. Pencapaian tujuan itu sangat tergantung pada kelangsungan hasil bikinan sampai penjualan. Selanjutnya kita juga perlu menentukan lokasi yang tepat untuk pemeliharaan ualat sutera.
Secara biasa wilayah Indonesia ialah wilayah yang beriklim tropis. Sepanjang tahunnya cuma ada du animo, yakni kemarau dan penghujan. Suhu udaranya sedang dengan variasi di tiap-tiap tempat. Daerah pegunungan mempunyai suhu sejuk, sedangkan di daratan rendah panas. Pendeknya, setiap kawasan dengan ketinggian yang berbeda mempunyai suhu yang berlawanan pula.
 
Adanya kombinasi suhu tersebut menciptakan pemeliharaan ulat sutera harus memilih lokasi yang tepat. Maksudnya, harus ada kesesuaian antasa suhu udara lokasi dengan suhu udara yang dikehendaki oleh ulat sutera. Ulat sutera tergolong hewan berdarah hambar, yaitu suhu tubuhnya selalu berubah sesuai degan suhu lingkungan. Namun, jika suhu lingkungan sangatberbeda dengan suhu yang diinginkan, maka ulat sutera akan mengalami gangguan hidup yang mempengaruhi buatan kokon atau bahkan dapat mengakibatkan akhir hayat.
Adanya kesesuaian suhu akan mempermudah perjuangan pemeliharaan, alasannya tidak perlu perlkuan-perlakuan khusus. Suhu udara ideal untuk pemeliharaan ulat sutera berkisar antara 20-30 derajat celcius. Suhu seperti ini umumnya terdapat di kawasan yang memiliki ketinggian 400-800 m dpl.
Selain suhu udara, ulat sutera juga menuntut kelembapan tertentu untuk hidupnya. Kelembapan yang ideal berkisar antara 70-90% dan dapat ditemui di derah dengan curah hujan sekitar 3.000-4.000 mm/tahun. Dengan curah hujan seperti itu kelangsungan hidup dan produktivitas tumbuhan murbei untuk menciptakan daun juga menjadi lebih terjamin, meski tumbuhan ini sebenarnya juga tahan terhadap kekeringan.
Persyaratan di atas tidaklah mutlak. Tempat dengan keadaan yang tidak sama dengan kriteria di atas bukan berarti tidak mampu dipakai sebagai tempat pemelihaan ulat sutera. Hanya saja, akhirnya pasti akan berada di bawah angka bikinan dari tempat yang menyanggupi tolok ukur ideal. Di samping itu, harus diberikan perlakuan khusus untuk adaptasi sehingga biaya buatan tentu menjadi lebih tinggi.
Gambar Gravatar
Salah seorang pakar di bidang kesehatan dan juga praktisi lingkungan dan sosial. Sudah berpengalaman beberapa tahun dan kini masih aktif terus menyuarakan pentingnya menjaga kesehatan.