Yang disebut setera oleh insan, sebetulnya dari benang-benang atau serat yang dijalin sedemikian rupa oleh ulat menjadi kokon. Bagi ulat, kokon ini berfungsi sebagai pelindung pada dikala mengganti diri menjadi menjadi bentuk pupa. Sebab, dalam bentuk seperti ini, makhluk tersebut sama sekali tidak berdaya menghadapi kemungkinan serangan dari lawan-musuhnya. Ternyata tempat persembunyian ini masih terganggu oleh manusia. Benang yang sudah dijalin menjadi kokon dirampas oleh insan dan diuraikan kembali. Dalam badan ulat, sutera dihasilkan oleh kelenjar khusus. Kelenjar ini selain menciptakan sutera juga menciptakan getah yang berfungsi sebagai perekat yang disebut serisin. Benang sutera dan serisin dikeluarkan secara bersamaan lewat lubang yang terdapat di belakang ekspresi pada dikala ulat membentuk kokon.
Pembentukan kokon yang berbentukgulungan sutera ini dimulai dengan dilekatkannya benang yang keluar pertama kali ke sebuah benda. Setelah ujung benang ini melekat pada suatu benda, dengan gerakan kepala yang khas sutera yang masih berada di dalam tubuh ulat diulur dan dijalin mengelilingi tubuh hingga rapat.
Sutera dan serisin yang dikeluarkan oleh ulat dalam dalam bentuk serat merupakan protein yang tersusun atas beberapa asam amino, mirip alanin, fenil alanin, asam aspartat, asam glutamat, glisin, lisin, oksiprolin, prolin, serin dan tirosin. Sedangkan serisin meliputi kurang lebih 25% dari berat serat dan mempunyai sifat gampang larut dalam air panas. Serisin yang dikeluarkan bareng dengan sutera menciptakan benang-benang berlekatan satu sama lain. Oleh efek lingkungan luar, lama kelamaan serisin kering sehingga terbentuk kokon yang keras. Sutera yang dijalin melingkari badan ulat itu tidak terputus-putus sampai sekitar 900 m. Namun, ada yang meraih 1.800 m.
***
Salah seorang pakar di bidang kesehatan dan juga praktisi lingkungan dan sosial. Sudah berpengalaman beberapa tahun dan kini masih aktif terus menyuarakan pentingnya menjaga kesehatan.
