Pelaksanaan Pemeliharaan Ulat Sutera

Diposting pada
padepokan dayang sumbi3
Sembilan bulan setelah penanaman, murbei mulai mampu menyediakan daun guna memasok keperluan pakan ulat. Dengan tersedianya daun selaku sumber makan, maka acara pemeliharaan ulat sutera mampu segera dimulai. Awal dari aktivitas ini berbentukpenyediaan bibit.
Selain membeli, seenarnya bibit mampu diproduksi sendiri, namun, untuk melakukannya pengetahuan ihwal ulat sutera harus benar-benar dikuasai.
Di Indonesia, bibit yang dianggap unggul merupakan hasil perkawinan ngengat sutera ras cina dan ras jepang. Kedua ras tersebut ialah jenis bivoltine yang cuma menciptakan dua generasi dalam satu tahunnya. Apabila kedua ras tersebut dikawinkan, maka telur yang dihasilkan mesti menerima perlakuanĀ  khusus supaya dapat menetas. Perlakuan khusus ini sebagai usaha mempercepat penetasan telur. Selain itu, dapat dikerjakan penetasan buatan dengan memakai asam chlorida (HCl).

Usaha pembibitan sendiri memiliki risiko yang cukup tinggi kalau tidak dibekali dengan pengetahuan yang cukup dan tidak ditunjang dengan perlengkapan yang memadai. Meskipun telur bisa dihasilkan, namun kemungkinan telur-telur tersebut terserang penyakit, pebrine contohnya, tetap tinggi. Jika telur-telur tersebut mengandung penyakit, maka akan berakibat hancurnya usaha pemeliharaan ulat sutera. Bahkan tidak tidak mungkin meluas merusak perjuangan-perjuangan sejenis di tempat-kawasan yang berdekatan. Aagar lebih kondusif, semestinya pengadaan bibit ini didatangkan saja dari pusat-pusat pembibitan yang memang telah terlatih menanggulangi bibit.

Bibit ulat sutera dijual dalam bentuk telur yang dikemas dalam suatu boks. Setiap boksnya berisi 20.000 butir telur. Bibit ini dapat diperleh di Pusat Pembibitan Ulat Sutera (PPUS) yang di kelola oleh Perum Perhutani. Untuk daerah Indonesia bab timur dan tengah, keperluan akan bibit mampu dipenuhi oleh PPUS Soppeng, Sulawesi Selatan. Sedangkan untuk Indonesia bab barat tersedia di PPUS Candiroto, Temanggung, Jawa Barat.

Dengan tersedianya bibit, aktivitas pemeliharaan selanjutnya meliputi sterilisasi ruangan dan perlengkapan. Setelah itu berturut-turut akan lewat tahap-tahap penetasan telur, pemeliharaan ulat yang baru menetas, pemeliharaan ulat kecil, pemeliharaan ulat besar, serta pengokonan.

Gambar Gravatar
Salah seorang pakar di bidang kesehatan dan juga praktisi lingkungan dan sosial. Sudah berpengalaman beberapa tahun dan kini masih aktif terus menyuarakan pentingnya menjaga kesehatan.