Gejala
Gejala permulaan dari serangan hama ini kepada ulat sutera tidak kelihatan. Serangan lebih lanjut mengakibatkan ulat menjadi tidak aktif dan kehilangan nafsu makan lalu kelihatan becak-becak hitam di sekeliling stigma. Serangan yang terjadi pada instar V tidak secepatnya mematikan ulat sehingga ulat masih sempat menghasilkan kokon, tetapi pupanya lalu mati.
Penyebab
Ulat yang mengalami gejala seperti di atas dalam tubuhnya mengandung larva dari lalat Crossocosmia zebina. Larva ini masuk ke dalam tubuh ulat dalam bentuk telur yang tertelan dikala ulat makan murbei. Telur ini berwarna hitam dengan ukuran 0,5 mm melekat pada daun murbei. Ulat yang masih kecil tidak dapat menelan telur. Setelah ulat memasuki instar IV dan V telur ini baru bisa tertelan.
Telur yang tertelan oleh ulat akan menetas dalam terusan pencernaannya dalam waktu sekitar 10 menit. Larva kemudian akan menembus dinding pencernaan dan masuk ke cairan tubuh berikutnya menuju sel ganglion kemudian ke stigma. Jika dalam badan ulat terdapat 2-3 larva, ulat akan mati sebelum mengokon atau hanya menghasilkan kokon yang tipis.
Di dalam tubuh ulat larva tadi dapat meraih panjang 2 cm. Larva yang sudah meraih ukuran ini akan keluar dari tubuh ulat dan menembus kokon untuk menjadi pupa di luar. Bentuk remaja dari larva ini berukuran 15 mm. Warna tubuhnya hitam keabuan dengan bulat cokelat kemerahan pada sisi perut.
Penanggulangan
Untuk menghalangi serangan hama ini, daun murbei yang hendak diberikan pada ulat mesti bebas dari telur lalat tersebut. Untuk mematikan telur, daun murbei dapat direndam dalam air bersuhu 50 derajat celsius selama 5 menit. Larva-larva yang keluar dari kokon mampu dibasmi dengan insektisida. Ulat yang sudah terjangkit seharusnya dimusnahkan dengan cara dibakar.
Salah seorang pakar di bidang kesehatan dan juga praktisi lingkungan dan sosial. Sudah berpengalaman beberapa tahun dan kini masih aktif terus menyuarakan pentingnya menjaga kesehatan.