Seperti halnya kupu-kupu, ngegat juga mengalami beberapa tahapan dalam hidupnya untuk mendapatkan bentuk akil balig cukup akal. Berawal dari telur, menetas menjadi larva (ulat), lalu berkembang menjadi pupa yang terbungkus kokon dari sutera dan kesannya menjadi bentuk cukup umur berupa ngegat. Rangkaian kejadian fantastis ini dikenal dengan ungkapan metamorfosis tepat dan terjadi dalam waktu kurang lebih satu bulan.
Memperhatikan perubahan tersebut, terdapat suatu keajaiban, ialah munculnya bentuk ulat yang menyelip di antara bentuk telur dan bentuk sampaumur yang bersayap. Dalam kejadian ini ada dua perubahan yang terjadi. Pertama, berubahnya contoh asli yang terdapat pada setiap telur menjadi bentuk ulat yang abnormal. Kedua, berubahnya bentuk ulat kembali kebentuk aslinya, adalah ngegat.
Telur ngegat sutera yang menetas tidak eksklusif berwujud ngegat, namun berbentukulat kecil yang rakus. Dalam pertumbuhannya, ulat mengalami beberapa kali pergeseran kulit, sebab kulit tubuhnya seperti cuma cukup untuk membungkus badan sampai pada tahap pertumbuhan tertentu. Untuk mencapai tahap kemajuan berikutnya, dibutuhkan kulit gres untuk membungkus badan yang lebih besar.
Dari dikala menetasnya telur sampai terjadinya pergantian kulit yang pertama disebut instar pertama. Setelah perubahan kulit yang pertama, ulat memasuki instar kedua sampai terjadinya pergantian kulit kedua. Demikian seterusnya hingga terbentuknya pupua di dalam kokon. Menjelang terjadinya pergeseran kulit, ulat tidak makan. Khusus bagi ulat yang mengalami empat kali perubahan kulit mempunyai arti mempunyal lima instar. Pada selesai instar kelima, ulat tidak mengalami pergantian kulit lagi, namun mulai membentuk kokon sebagai kawasan berlindung ketika berupa pupa.
Salah seorang pakar di bidang kesehatan dan juga praktisi lingkungan dan sosial. Sudah berpengalaman beberapa tahun dan kini masih aktif terus menyuarakan pentingnya menjaga kesehatan.