Untuk memindahkan ulat ke daerah pengokonan dapat dilaksanakan dengan cara-cara selaku berikut :
- Diambil satu-satu ; ulat yang siap mengokon diambil satu per satu, dikumpulkan kemudian dipindahkan ke tempat pengokonan. Untuk menghemat tenaga, waktu pengambilan ulat mampu ditangguhkan hingga nyaris semua ulat siap mengokon, baru dikumpulkan dan dipindahkan. Dengan cara akan dihasilkan kokon yang baik. Nmun sebab masih ada beberapa ulat yang belum siap mengokon ikut dipindahkan, nantinya tetap ada kokon yang kurang baik.
- Pemindahan dengan jaring ; jika dikenali ada ulat yang siap mengokon, sasak diberi daun murbei lalu dipasang jaring di atasnya. Ulat yang siap mengokon akan naik ke atas jaring dan yang belum siap mengokon akan tetap makan daun murbei di bawah jaring. Ulat yang naik ke atas jaring dikumpulkan dan dipindahkan ke tempat pengokonan. Atau jaring beserta ulat tadi diletakkan di kawasan pengokonan sehingga ulat-ulat akan pindah dengan sendirinya.
- Menggunakan cabang pohon ; cabang atau ranting pohon yang tidak berbau dan berdaun licin diletakkan di atas sasak. Dengan cara ini ulat yang siap mengokok akan naik ke ranting. Setelah ulat naik ke ranting, secepatnya dikumpulkan dan dipindahkan ke kawasan pengokonan.
- Pengokonan secara alam ; kalau telah tampakbeberapa ulat siap mengokon, sasak diberi daum murbei dan atasnya di taruh daerah pengokonan. Ulat yang siap mengokon akan menempatkan diri pada tempat tersebut. Bila daerah pengokonan sudah sarat , dapat diganti dengan yang lain. Demikian dilaksanakan berkali-kali hingga ulat di atas sasak habis. Jika masih ada beberapa yang masih tersisa, mampu diambil satu-satu dan dipindahkan ke kawasan pengokonan. Dengan cara seperti ini, akan dihasilkan kokon yang semurna. Hanya saja waktu yang diharapkan untuk memindahkan ulat dari masing-masing sasak menjadi makin lama.
Salah seorang pakar di bidang kesehatan dan juga praktisi lingkungan dan sosial. Sudah berpengalaman beberapa tahun dan kini masih aktif terus menyuarakan pentingnya menjaga kesehatan.