KONI Sulsel Tatap PON XIX di Jawa Barat 2016. |
Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX, Jawa Barat kini tersisa beberapa bulan. Setelah lebaran, 70 hari lagi.
Dengan waktu yang ada, meski dengan peralatan seadanya, ada beberapa cabang olahraga tetap berjibaku menggelar latihan. Salah satu diantaranya pada cabor ski air, biliar, dan perbakin.
Pelatih Sulsel, Ismail Sellery mengatakan, peralatan yang dia gunakan saat ini sangat besar peluangnya membuat atlet cedera. Karena, alat yang digunakan sudah sangat tidak layak.
Dirinya berharap, dengan waktu yang ada pihak Komite Olahraga Olahraga Nasional (KONI) Sulsel segera mencairkan anggaran proposal pengadaan alat khususnya di nomor jumping, slalom dan wakeboard yang telah diminta.
“Sebenarnya KONI Sulsel sudah memberi dana sebagai panjar. Tapi kami tetap tidak bisa membeli alatnya. Sebab, pihak penjual maunya, ada uang ada barang,” ucap Sellery, Kamis, 16 Juni 2016.
Terkhusus di nomor jumping, kata Sellery, sejak selesai pra PON dia tidak berani memerintahkan atletnya untuk berlatih jumping.
“Saya khawatir jika dipaksakan anak-anak bisa cedera,” akunya.
Ketua Umum, Ski Air dan Wakeboard Indonesia (PSAWI) Andi Nadya Indira Ilhamsyah Mattalatta membeberkan, ski air di nomor jumping sebenarnya punya kans yang besar meraih medali. Seperti yang ditunjukkan atletnya pada Pra PON lalu.
“Kemarin, di nomor ini hanya wakil Banten yang menjadi saingan. Tetapi kalau melihat saat sekarang, kita tak bisa lagi menjamin hal itu. Sebab, hingga sekarang belum ada dukungan peralatan,” bebernya.
Di cabor lainnya seperti, biliar, perbakin, tidak jauh berbeda. Di biliar, atlet mengeluh karena lapangan latihan yang digunakan berlatih hingga saat ini jauh berbeda dengan standar PON.
“Belum lagi waktu latihan yang harus menunggu setelah pemain lain menggunakan lapangan. Karena lebih dahulu menyewanya,” keluh atlet biliar Sulsel M Jamil.
Sedangkan, di perbakin, keempat atletnya saat ini masih menggunakan peralatan pribadi masing-masing. Seperti, misalnya yang dialami Rhesinda Syahrir. “Dari awal ikut pra PON hanya alat pribadi ini yang saya pakai berlatih. Itupun orang tua yang belikan,” ucapnya.
Wakil Sekretaris I Pengprov Perbakin Sulsel, Abdul Kadir, menjelaskan, bahwa dirinya sudah memesan alat baru untuk para atletnya. “Kami sudah pesan senjata jenis air pistol dan rifle. Sesuai kebutuhan atlet,” tutupnya. (*)
KONI Sulsel Kurang Dana Pusatkan CT
PEKAN Olahraga Nasional (PON) XIX, Jawa Barat, kini sisa enam bulan lagi. Persiapan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sulsel, mulai dari pemusatan latihan berupa Condition Training (CT) yang dipusatkan di Gedung KONI Sulsel jauh hari sudah dilakukan.
Namun sayang program KONI Sulsel tersebut sampai saat ini masih ada beberapa atlet cabor yang absen, diantaranya cabor pencak silat, karate, bridge, kempo, dan lainnya.
Pembinaan dan Prestasi (Binpres) KONI Sulsel, Nukhrawi Nawir menjelaskan, alasan adanya beberapa atlet yang tidak ikut pemusatan CT di gedung KONI Sulsel karena selain terkendala domisili, juga karena ada yang ke pelatihan nasional (Pelatnas).
“Mengumpulkan semua atlet yang berasal dari daerah, pada satu tempat, KONI Sulsel tidak punya dana,” katanya, Kamis, 10 Maret.
Adapun, Wakil Sekretaris Teknik Polo Air, Muh Ilham menganggap, tidak berkumpulnya atlet menggelar CT tersebut, akan berpengaruh pada para atlet. Baik soal kekompakan, dan terkhusus perubahan kondisi fisik.
“Apalagi mengingat target medali di PON tidak sedikit, yakni antara 30-35 medali. Kalau mau atlet termotivasi maka perhatikan kesejahteraannya,” ucapnya.
Pelatih pencak silat Sulsel, Muhammad Arham, membeberkan, dari sebelas atletnya yang lolos PON, empat diantaranya tidak bisa ikut pemusatan CT. Sebab, berdomisili di daerah.
“Empat atlet kita yang tinggal di bantaeng yakni, Anjas Ariordant Saputra, Akbar S, Fitria, dan Atita Dewi Cahyani. Kita tidak khawatir karena mereka juga menggelar latihan fisik dan teknik disana,” akunya. (*)
ANGGARAN PON XIX JAWA BARAT
Sekretaris Umum KONI Sulsel, Addien mengatakan, dari dana persiapan menghadapi PON XIX Jabar, yang diusulkan KONI ke pemerintah, telah disepakati Rp 59 miliar. Hanya saja, pencairannya bertahap.
“Minggu lalu telah cair Rp15 miliar. Ini sebagian kita sudah gunakan untuk membiayai gaji kariawan, bayar listrik, honor atlet dan pelatih, serta biaya persiapan menuju PON lainnya,” katanya, saat dijumpai di KONI Sulsel, Rabu, 23 Maret.
Lanjut Addien, dana dari Rp1,5 M yang sudah cair ini, juga akan dimamfaatkan untuk cabor yang lolos PON untuk melakukan try out.
“Jika ada cabor mau keluar uji coba, bisa ke KONI untuk mengajukan proposal,” ucapnya.
Terkait pengadaan alat olahraga, kata Addien, tentunya akan lebih dulu memperioritaskan cabor unggulan. Kalaupun dana tidak mencukupi, tetap akan dianggarkan, untuk pencairan dana selanjutnya. (*)
Nasyrah rumi adalah salah seorang kreator konten yang saat ini terus aktif menulis. Selengkapnya lihat di https://twitter.com/nasyrahanrumi